Sosiologi Sebagai Ilmu Sosial
Tokoh yang pertama kali mengemukakan istilah sosiologi adalah Auguste Comte (1798- 1857). Pemikiran-pemikirannya yang mendalam tentang masyarakat telah menempatkan Auguste Comte sebagai peletak dasar ilmu sosiologi.
Selanjutnya, ilmu sosiologi ini dikembangkan oleh beberapa pakar, antara lain:
- Max Weber
- Roucek Warren
- Peter L. Berger
- Emile Durkheim
- Pitirim Sorokin
- Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi,
Dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Antropologi, Koentjaraningrat mengatakan bahwa masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang saling bergaul atau saling berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
Sebagai ilmu, sosiologi didukung oleh beberapa hal yaitu:
- Memiliki objek kajian
- Memiliki metode ilmiah
- Memiliki masyarakat ilmiah
Berdasarkan sifat dan hakikatnya sebagai ilmu, sosiologi memiliki beberapa karakteristik di antaranya adalah sebagai berikut:
- Tidak memiliki konsep maupun teori yang tetap dan pasti mengingat objek kajiannya adalah masyarakat yang bersifat dinamis dan majemuk.
- Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat kategoris, yakni terbatas dalam hal mengkaji sesuatu yang telah terjadi dalam kehidupan masyarakat.
- Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat umum, yakni memusatkan perhatiannya terhadap gejala-gejala sosial yang bersifat universal.
- Sebagai ilmu murni (pure science), sosiologi membatasi diri dari persoalan-persoalan yang bersifat penilaian.
Selain sebagai ilmu, sosiologi juga merupakan metode. Metode yang lazim dipakai dalam penelitian sosiologi antara lain adalah sebagai berikut:
1.Metode kualitatif, merupakan metode sosiologi yang menekankan pengumpulan data yang berupa kata-kata.
a. Metode historis
b. Metode komparatif
c. Metode studi kasus
2.Metode kuantitatif
a. Metode statistik adalah metode penelitian yang bertujuan untuk mengkaji fenomena sosial melalui data-data statistik.
b. Metode sociometry
3.Metode induktif dipergunakan sebagai pertimbangan dalam mengambil kesimpulan umum.
4.Metode deduktif
5.Metode empiris
Ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendorong berkembangnya industrialisasi.
Selanjutnya, perkembangan industrialisasi mendorong perpindahan tenaga-tenaga kerja yang berasal dari pedesaan menuju sektor-sektor industri di perkotaan. Dengan demikian, ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan faktor penting bagi terjadinya dinamika sosial.
Dari perkembangan iptek dan industrialisasi tersebut selain melahirkan dampak positif dan negative. Masalah sosial Ditinjau dari penyebabnya, masalah sosial dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu: (1) masalah sosial sebagai pengaruh disorganisasi, seperti kemiskinan, disorganisasi keluarga, lingkungan hidup, peperangan, dan lain sebagainya, dan (2) masalah sosial sebagai akibat dari adanya perilaku menyimpang, seperti kriminalitas, prostitusi, alkoholisme, dan lain sebagainya.
Di Indonesia, IPTEK berkembang sejalan dengan proses modernisasi. Sebagai suatu proses sosial, modernisasi sulit dicari batasannya secara mutlak karena beberapa hal sebagai berikut:
- Modernisasi meliputi proses yang sangat luas dan mencakup berbagai segi kehidupan.
- Terdapat perbedaan titik tekan modernisasi pada masing-masing daerah atau wilayah karena disesuaikan dengan situasi dan kondisi masing-masing daerah atau wilayah tersebut.
Selain itu, bergulir pula proses industrialisasi di Indonesia yang diarahkan pada perluasan lapangan kerja baru, penyediaan barang dan jasa, peningkatan ekspor dan penghematan devisa. Namun perkembangan tersebut telah mendorong pula semakin derasnya laju urbanisasi.
Sekian ulasan saya mengenai sosiologi sebagai ilmu sosial. Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar