Selasa, 07 Juli 2015

Pengaruh Diferensiasi dan Stratifikasi Sosial Pada Masyarakat

Pengaruh Diferensiasi dan Stratifikasi Sosial Pada Masyarakat



     Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai adanya stratifikasi sosial (pelapisan sosial) dan diferensiasi sosial (perbedaan sosial) dalam masyarakat. 

Pengaruh Diferensiasi dan Stratifikasi Sosial Pada Masyarakat     Seperti yang kita ketahui stratifikasi sosial adalah pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas secara vertikal,yang diwujudkan dari tingkatan masyarakat paling tingggi ke tingkatan paling rendah (umur, kekayaan,kepandaian). Sedangkan diferensiasi sosial lebih mengacu pada pembedaan masyarakat yang tidak bertingkat (horizontal) misalnya pengelompokan masyarakat atas dasar ras, agama, dan jenis kelamin.

     Sebagai ilustrasi untuk membedakan antara stratifikasi sosial dengan diferensiasi sosial, misalnya Andi berumur 20 tahun, Budi berumur 15 tahun hal ini menunjukkan Andi termasuk pada tingkatan usia dewasa,sementara Budi tingkatan usia remaja. Contoh diferensiasi sosial adalah Ucok bersuku bangsa Batak, Dodo bersuku bangsa Jawa. Diferensiasi suku bangsa antara Ucok dan Dodo hanya berfungsi sebagai pembeda,bukan menunjukkan suku bangsa yang satu lebih unggul daripada suku bangsa yang lainnya.

     Namun dalam kehidupan masyarakat pengaruh dan perbedaan antara stratifikasi sosial dengan diferensiasi sosial masih sering dicampuradukkan. Misalnya kita masih mengenal apa yang disebut primordialisme, yaitu suatu paham atau perasaan bahwa kelompok “saya lah” yang paling baik atau paling unggul. Terlebih lagi dengan adanya paham ethnosentrisme dimana individu atau kelompok menganggap budaya sendiri atau suku bangsanya yang paling unggul dari suku bangsa lain serta menganggap remeh budaya/suku bangsa lain.

     Diferensiasi antar jenis kelamin tertutama dalam hal menduduki suatu jabatan tertentu kadang-kadang masih diperdebatkan. Anggapan bahwa kedudukan laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan kedudukan perempuan masih banyak melekat dalam falsafah hidup sebagian masyarakat kita.

     Dengan demikian stratifikasi sosial juga akan mempengaruhi konflik dan integrasi sosial, karena stratifikasi sosial dapat membuahkan kesenjangan dalam kehidupan masyarakat yang akhirnya juga akan membuahkan konflik dan bisa mengancam integrasi sosial. Diferensiasi sosial juga dapat menimbulkan konflik karena adanya perbedaan ras, suku dan agama.

Penting Untuk Diingat

     Latar belakang manusia yang berbeda-beda baik itu mengenai asal usul, pendidikan, keturunan, jabatan dan lainnya akan membentuk suatu struktur masyarakat yang dapat membedakan status manusia didalam kehidupan bermasyarakat secara vertikal (stratifikasi sosial) maupun horizontal (differensiasi sosial). Kenyataan ini akan memberikan dampak yang beraneka ragam dalam kehidupan bermasyarakat.

     Stratifikasi sosial adalah gejala alami yang tidak mungkin dapat dihilangkan, yang merupakan konsekuensi logis dari faktor-faktor yang ada dalam kehidupan manusia, yaitu: 
  1. keturunan,
  2. kekayaan,
  3. kedudukan,
  4. pendidikan,
  5. pekerjaan, dan lain sebagainya
     Stratifikasi sosial dapat terjadi melalui dua cara, yaitu:
  1. terjadi secara alamiah selaras dengan pertumbuhan masyarakat, dan
  2. terjadi secara disengaja dan direncanakan manusia.

     Pembentukan stratifikasi sosial sangat terkait dengan nilai-nilai yang berharga dan terhormat. Hal ini sangat tergantung pula dari sudut mana seseorang memandang. Secara umum standar nilai tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga kriteria, yakni kriteria ekonomi, kriteria sosial, dan kriteria politik.

     Status yang dimiliki oleh seseorang membawa konsekuensi terhadap peran seseorang dalam kehidupan sosial. Status yang dimiliki itu tercermin dalam peran-peran yang ditunjukkan dalam interaksi sosial. Pemahaman terhadap sistem sosial sangat diperlukan untuk dapat melihat hubungan antara status dan peran sosial dalam sebuah interaksi sosial.

     Status sosial dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu (1) status yang diperoleh sejak lahir seperti jenis kelamin, kasta, dan lain sebagainya, dan (2) status yang diperoleh melalui kerja keras seperti pengusaha, pimpinan partai politik, PNS, dan lain sebagainya.

     Jika seseorang dalam sebuah kelompok social memiliki status sosial maka ia akan memiliki peran dari statusnya itu. Misalnya, seorang guru akan memiliki kewajiban memberikan pengajaran pada murid-muridnya, dan lain sebagainya.

     Diferensiasi sosial atau perbedaan sosial merupakan pembedaan warga masyarakat ke dalam golongan-golongan atau kelompok-kelompok secara horizontal. Hal ini dicirikan dengan: ciri-ciri fisik, ciri-ciri sosial, dan ciri-ciri budaya.

     Bentuk-bentuk diferensiasi sosial dapat dibedakan atas enam macam, yaitu: diferensiasi sosial (perbedaaan sosial) berdasarkan jenis kelamin, ras, profesi, klan, suku bangsa, dan agama.

     Sekian ulasan saya mengenai pengaruh diferensiasi dan stratifikasi sosial pada masyarakat. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar