Senin, 06 Juli 2015

Sosiologi Sebagai Ilmu dan Metode

Sosiologi Sebagai Ilmu dan Metode


     Sejak dilahirkan di dunia, manusia memiliki naluri untuk memperhatikan manusia lain yang ada di sekitarnya. Lingkungan pertama yang menjadi perhatian adalah keluarganya, yang terdiri dari kedua orang tua, ssaudara, dan mungkin juga orang lain yang telah dianggap menjadi bagian dari keluarga yang bersangkutan. Selanjutnya manusia juga memperhatikan lingkungan lain yang lebih luas, seperti karib kerabat, tetangga, kawan sepermainan, dan seterusnya. 

     Perhatian tersebut pada awalnya bersifat naluriah saja, oleh karena sejak dilahirkan manusia memiliki hasrat yang kuat untuk senantiasa hidup bersama dengan sesama manusia. Perhatian yang bersifat naluriah tersebut mula-mula hanya merupakan pengetahuan belaka, kemudian secara lambat laun tersusun secara sistematis. Dalam perkembangan selanjutnya, muncullah orang-orang yang secara khusus memikirkan masyarakat beserta kehidupannya secara mendalam dalam rangka mencari kebenaran yang hakiki. Berawal dari pemikiran yang mendalam seperti itulah kemudian berkembang ilmu pengetahuan, dalam hal ini adalah ilmu sosiologi dan ilmu antropologi.

Sosiologi Sebagai Ilmu

     Secara etimologis, sosiologi terdiri dari dua suku kata, yakni socius dan logos. Socius merupakan bahasa Latin yang berarti teman, sedangkan logos merupakan bahasa Yunani yang berarti kata, perkataan, atau pembicaraan. Dengan demikian, secara harfiah sosiologi berarti memperbincangkan teman pergaulan, atau, dapat diperluas artinya menjadi ilmu pengetahuan tentang pergaulan hidup manusia atau ilmu pengetahuan tentang masyarakat.

Sosiologi Sebagai Ilmu dan Metode
     Tokoh yang pertama kali mengemukakan istilah sosiologi adalah Auguste Comte (1798-1857). Pemikiran-pemikirannya yang mendalam tentang masyarakat telah menempatkan Auguste Comte sebagai peletak dasar ilmu sosiologi. Dalam bukunya yang berjudul Cours de Philosophie Positive, ia memberikan penjelasan tentang beberapa pendekatan umum yang dapat dipergunakan untuk mengkaji kehidupan masyarakat. Pendekatan-pendekatan umum tersebut pada akhirnya berkembang menjadi metodologi yang bersifat ilmiah. Itulah sebabnya Auguste Comte dikenal sebagai Bapak Sosiologi..

     Pemikiran-pemikiran Auguste Comte tentang masyarakat mendapat perhatian dari pemikir-pemikir sosial pada generasi berikutnya. Itulah sebabnya sosiologi mengalami perkembangan secara pesat yang ditandai dengan bermunculannya ahli-ahli sosiologi. Karena objek kajian sosiologi adalah kehidupan masyarakat yang bersifat dinamis dan sangat beragam, sehingga terdapat beberapa perbedaan sudut pandang terhadap konsep sosiologi. Perbedaan sudut pandang tersebut tentu akan memunculkan berbagai definisi tentang sosiologi. Beberapa pendapat ahli tentang sosiologi dapat diperhatikan pada uraian berikut ini:

1.Menurut Max Weber, sosiologi merupakan ilmu yang berhubungan dengan pemahaman terhadap tindakan-tindakan sosial dan sekaligus berhubungan dengan suatu penjelasan kausal mengenai arah, tujuan, dan konsekuensi dari tindakan sosial.

2.Menurut Roucek Warren, sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok.

3.Menurut Peter L. Berger, sosiologi merupakan studi ilmiah mengenai hubungan antara masyarakat dengan individu.

4.Menurut Emile Durkheim, sosiologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial. Selanjutnya tokoh ini juga menjelaskan bahwa fakta sosial sangat berbeda dengan fakta individual. Fakta sosial bukanlah fakta individual.

5.Menurut Pitirim Sorokin, sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang: (1) hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial, (2) hubungan antara gejala-gejala sosial dengan gejala-gejala nonsosial, dan (3) ciri-ciri umum semua jenis gejala sosial lainnya. Hubungan timbal balik antara gejala-gejala sosial misalnya adalah: hubungan antara tingkat ekonomi dengan perilaku sosial, hubungan antara pendidikan dengan kebudayaan, hubungan antara pendidikan dengan ekonomi, hubungan antara agama dengan kehidupan sosial, dan lain sebagainya.

     Hubungan timbal balik antara gejala-gejala sosial dengan gejala-gejala nonsosial misalnya adalah: hubungan antara kondisi geografis dengan kebudayaan, hubungan antara iklim dengan kehidupan ekonomi, dan lain sebagainya.

6.Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.

     Beberapa pendapat di atas menunjukkan, selain adanya perbedaan cara pandang yang ditunjukkan oleh masing-masing sosiolog, juga menunjukkan adanya aneka ragam gejala sosial yang menjadi kajian sosiologi. Namun secara umum dapat dikatakan bahwa sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan-hubungan antarmanusia dalam kehidupan masyarakat, baik struktur sosial, proses sosial, dan perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Lalu, apakah yang dimaksud dengan masyarakat tersebut?

     J.L. Gillin dan J.P. Gillin mengatakan bahwa masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia yang terikat oleh suatu tata cara (sistem), kebiasaan, dan adat istiadat tertentu yang dianut oleh anggota-anggotanya. Dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Antropologi, Koentjaraningrat mengatakan bahwa masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang saling bergaul atau saling berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.

     Tidak diragukan lagi bahwa sosiologi merupakan suatu ilmu. Pernyataan tersebut setidaknya didukung oleh beberapa hal yaitu:

1.Memiliki objek kajian

     Objek kajian sosiologi adalah fenomena sosial secara umum. Dengan demikian, sosiologi tidak terfokus pada bidang-bidang kajian yang spesial seperti ilmu hukum, ilmu ekonomi, ilmu politik, sejarah, antropologi, dan lain sebagainya.

2.Memiliki metode ilmiah


      Secara singkat dapat dikatakan bahwa metode ilmiah merupakan seperangkat langkahlangkah yang disusun secara sistematis guna:
  1. Menggali data yang diperlukan dalam suatu penelitian,
  2. Menganalisis data penelitian,
  3. Menginterpretasikan data penelitian, dan
  4. Mengambil kesimpulan dalam sebuah penelitian ilmiah. Metode sosiologi akan dijelaskan dalam bagian tersendiri.
3.Memiliki masyarakat ilmiah

     Masyarakat ilmiah merupakan sekumpulan orang yang menggeluti disiplin ilmu tertentu untuk mempelajari dan sekaligus mengembangkan bidang keilmuan sesuai dengan disiplin ilmu yang dipilih. Tidak sedikit tokoh yang memilih sosiologi sebagai disiplin ilmu yang dikaji secara mendalam sehingga memunculkan sosiolog-sosiolog yang menciptakan masyarakat ilmiah tersendiri.

     Seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa objek kajian sosiologi adalah fenomena sosial secara umum. Oleh karena itu, sosiologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan sosial. 

     Objek kajian sosiologi yang merupakan fenomena sosial secara umum memungkinkan berkembangnya beberapa cabang dalam disiplin ilmu sosiologi, di antaranya adalah:
  1. Sosiologi Agama, yakni suatu cabang sosiologi yang secara khusus mempelajari fenomena kehidupan masyarakat yang berhubungan dengan perilaku beragama.
  2. Sosiologi Politik, yakni suatu cabang sosiologi yang secara khusus mempelajari fenomena kehidupan masyarakat yang berhubungan dengan perilaku berpolitik.
  3. Sosiologi Pendidikan, yakni suatu cabang sosiologi yang secara khusus mempelajari fenomena kehidupan masyarakat yang berhubungan dengan perilaku pendidikan.
  4. Sosiologi ekonomi, yakni suatu cabang sosiologi yang secara khusus mempelajari fenomena kehidupan masyarakat yang berhubungan dengan perilaku ekonomi.
  5. Dan lain sebagainya.
     Berdasarkan sifat dan hakikatnya sebagai ilmu, sosiologi memiliki beberapa karakteristik diantaranya adalah sebagai berikut:
  1. Sosiologi tidak memiliki konsep maupun teori yang tetap dan pasti karena objek kajiannya adalah masyarakat yang bersifat dinamis dan majemuk. Pada dasarnya ilmu-ilmu sosial memang tidak memiliki konsep dan teori yang tetap dan pasti. Hal ini berbeda dengan ilmu-ilmu alam yang memiliki rumus, dalil, konsep, dan teori yang relatif lebih pasti. Misalnya, dalam mengkaji masalah perilaku menyimpang atau kenakalan remaja akan terdapat beberapa pendapat sesuai dengan sudut pandang yang dipergunakan oleh sosiolog yang bersangkutan.
  2. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat kategoris, yakni terbatas dalam hal mengkaji sesuatu yang telah terjadi dalam kehidupan masyarakat. Dengan demikian sosiologi tidak memiliki kemampuan untuk membuat suatu prediksi terhadap sesuatu yang belum terjadi. Sosiologi bukan merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang segala sesuatu yang seharusnya terjadi. Misalnya, keanekaragaman budaya dan adat istiadat yang dimiliki oleh bangsa Indonesia memang merupakan suatu yang secara turun temurun diwarisi dari nenek moyang bangsa Indonesia.
  3. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat umum, yakni memusatkan perhatiannya terhadap gejala-gejala sosial yang bersifat universal.
  4. Sebagai konsekuensi dari poin (3) di atas, maka sosiologi merupakan ilmu murni (pure science) yang bersifat teoritis. Sebagai ilmu murni (pure science), sosiologi membatasi diri dari percoalan-persoalan yang bersifat penilaian. Artinya, teori-teori sosiologi tidak dipergunakan untuk menilai atau menjelaskan segi-segi moral dari suatu fenomena sosial. Sosiologi sebatas mendeskripsikan fenokena sosial berdasarkan hukum sebab akibat (kausalitas). Sosiologi berasifat teoritis, bahwa fenomena kehidupan masyarakat sebagai objek sosiologi dikaji secara ilmiah, konseptual, dan teoritis.
Sosiologi Sebagai Metode

     Selain sebagai ilmu, sosiologi juga merupakan metode. Dengan demikian, sosiologi setidaknya harus mencakup pengetahuan dasar tentang: 
  1. kedudukan dan peran sosial individu dalam keluarga, kelompok sosial, dan masyarakat, 
  2. nilai-nilai dan norma-norma sosial yang mendasari dan sekaligus mempengaruhi sikap dan perilaku hubungan-hubungan sosial dalam masyarakat, 
  3. masyarakat dan kebudayaan daerah sebagai submasyarakat dan kebudayaan nasional Indonesia, 
  4. perubahan sosial budaya yang terus menerus berlangsung, baik yang disebabkan oleh faktor-faktor internal maupun faktor- faktor eksternal.
  5. masalah-masalah sosial budaya yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
     Untuk mengkaji masalah-masalah sosial yang mendasar seperti di atas sosiologi mengembangkan suatu metode penelitian yang dikenal dengan istilah metode sosiologi. Metode yang dipakai dalam penelitian sosiologi pada umumnya lebih dari satu metode keilmuan mengingat kompleksitas fenomena masyarakat yang menjadi objek penelitian.

     Adapun metode yang lazim dipakai dalam penelitian sosiologi antara lain:

1.Metode kualitatif, merupakan metode sosiologi yang menekankan pengumpulan data yang berupa kata-kata. Terdapat tiga macam metode kualitatif, yakni metode historis, metode komparatif, dan metode studi kasus.

a.Metode historis adalah metode yang dipergunakan untuk mencari dan sekaligus menganalisis data yang berupa peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa yang lampau dalam rangka memperoleh gambaran umum tentang fenomena kehidupan masyarakat yang terjadi pada masa silam. Contohnya adalah penelitian tentang pengaruh kolonialisme dalam peri kehidupan masyarakat Indonesia. Masalah seperti itu dapat dikaji dengan menggunakan metode historis.

b.Metode komparatif adalah metode sosiologi yang dikembangkan melalui kegiatan perbandingan terhadap fenomena-fenomena yang terjadi dalam suatu masyarakat. Metode komparatif dapat bersifat horisontal meupun bersifat vertikal. 

     Metode komparatif horisontal dapat dilakukan dengan cara melakukan studi perbandingan terhadap fenomena yang terjadi pada masyarakat yang satu dengan fenomena yang terjadi pada masyarakat yang lain dalam waktu yang bersamaan. 

     Metode komparatif vertikal dapat dilakukan dengan cara melakukan studi perbandingan terhadap fenomena yang terjadi pada masyarakat sekarang dengan fenomena yang terjadi pada masyarakat pada masa yang lampau.

c.Metode studi kasus merupakan suatu penelitian yang dilakukan terhadap suatu masyarakat tertentu dalam rangka mengkaji secara mendalam fenomena-fenomena yang terjadi dalam kehidupan masyarakat tersebut.

2.Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang menekankan pengumpulan data dalam bentuk angka-angka. Tujuan penelitian kuantitatif adalah untuk mengukur gejala-gejala sosial dengan ukuran-ukuran yang jelas. Terdapat dua macam metode kuantitatif, yaitu metode statistik dan metode sociometry.

a.Metode statistik adalah metode penelitian yang bertujuan untuk mengkaji fenomena sosial melalui data-data statistik.
b.Metode sociometry adalah metode penilitian yang bertujuan untuk mencari hubungan-hubungan antarmanusia dalam kehidupan masyarakat secara kuantitatif.

3.Metode induktif adalah metode penelitian yang dipergunakan untuk mengkaji fenomena masyarakat dengan suatu proses yang dimulai dari kajian-kajian terhadap fenomena-fenomena yang secara khusus terjadi dalam kehidupan masyarakat untuk dipergunakan sebagai pertimbangan dalam mengambil kesimpulan umum.

4.Metode deduktif adalah metode penelitian yang dipergunakan untuk mengkaji fenomena masyarakat dengan suatu proses yang dimulai dari kaidah-kaidah umum untuk dijadikan alat dalam mengkaji fenomena-fenomena yang secara khusus terjadi dalam kehidupan masyarakat.

5.Metode empiris adalah metode penelitian yang dilakukan dengan cara yang intensif dan sistematis dalam rangka menggali kenyataan-kenyataan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat (data-data empiris). Metode empiris tersebut dipergunakan untuk memperoleh pengetahuan yang lengkap mengenai permasalahan yang berkembang dalam kehidupan masyarakat.

     Sekian ulasan saya mengenai sosiologi sebagai ilmu serta sosiologi sebagai metode. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar