Kamis, 02 April 2015

Pemakaian Kalimat

Pemakaian Kalimat


Pengertian Kalimat

     Orang berbahasa tidak menggunakan kata-kata secara lepas, tetapi dengan merangkaikannya menjadi bentukuntaian kata yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Untaian kata yang mengungkapkan pikiran secara utuh itu disebut kalimat. Dalam sebuah karangan tertulis atau surat, kalimat itu merupakan bagian terkecil sebagai unsur pembentuknya. Paling tidak, kalimat itu merupakan titik tolah ataubagian awal sebuah karangan. Agar dapat dipahami lebih jelas mengenai kalimat itu, perhatikanlah contoh petikan karangan beriktu ini.

     Ujian telah lama berakhir. Bahkan, sudah diumumkan hasilnya. Fernando sudah meraih tanda tamat belajar SMA jurusan ilmu pengetahuan sosial dengan nilai baik sekali. Ia tidak berhasil menjadi juara umum di sekolahnya, tetapi hanya nomor tiga. Walaupun demikian, ini pun sudah merupakan prestasi yang gemilang, mengingat bahwa disamping belajar ia harus melakukan kegiatan lain yang tidak ringan, yaitu mengurusai pemasangan pompa sumur untuk para petani di desanya.

     Pada contoh di atas, kita dapat menemukan lima buahkalimat yang membangun bagian karangan itu, yaitu:

  1. Ujian telah lama berakhir.
  2. Bahkan, sudah diumumkan hasilnya.
  3. Fernando sudah meraih tanda tamat belajar SMA jurusan ilmu pengetahuan sosial dengan nilai baik sekali.
  4. Ia tidak berhasil menjadi juara umum di sekolahnya, tetapi hanya nomor tiga.
  5. Walaupun demikian, ini pun sudah merupakan prestasi yang gemilang, mengingat bahwa disamping belajar ia harus melakukan kegiatan lain yang tidak ringan, yaitu mengurusai pemasangan pompa sumur untuk para petani di desanya

     Kalimat sebagai unsur dasar pembentuk karangan dalam wujud tulisan mempunyai ciri-ciri berikut :

  • Kalimat diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) atau mungkin juga dengan tanda tanya (?) atau tanda seru (!).
  • Di tengahnya dipakai spasi san tand baca seperti koma (,), titik dua (:), titik koma (;), tanda hubung (-).

     Contoh kalimat:

(1) Ujian telah lama berakhir. Misalnya. Kata Ujian dan berakhir dalam kalimat itu merupakan kata-kata yang diperlukan. 

     Jika salah satu di antaranya kita hilangkan sehingga kalimat itu menjadi (a) Ujian telah lama atau (b) telah lama berakhir, pernyataan (a) dan (b) merupakan bentuk pengungkapan pikiran yang tidak utuh lagi. Dengan perkataan lain, bentuk pengungkapan pikiran itu merupakan kalimat yang tidak benar.

     Kebenaran sebuah kalimat, selain ditentukan oleh keutuhan unsur-unsur pikiran, ditentukan juga oleh

  1. Kelugasan penyusunannya (tidak rancu);
  2. Urutan kata-katanya;
  3. Ketepatan pemakaian kata-kata penghubungnya atau perangkainya;
  4. Kecermatan memilih kata-katanya;
  5. Kebenaran menggunakan bentuk kata-katanya.
     Berikut ini dikemukakan beberapa kesalahan kalimat yang disebabkan oleh:


  1. penulisan kalimat yang tidak utuh
  2. pemakaian bentuk kata yang rancu
  3. pemakaian keterangan yang tidak lengkap
  4. urutan kata yang menyalahi aturan berbahasa Indonesia
  5. pemakaian kata atau ungkapan penghubung yang tidak tepat, dan
  6. pemakaian bentuk dan pilihan kata yang tidak cermat.

Penulisan Kalimat yang Tidak Utuh

     Yang tergolong ke dalam jenis kesalahan seperti ini adalah kalimat yang menghilangkan salah satu atau beberapa bagian kalimat yang kehadirannya wajib atau menentukan kelengkapan kalimat itu.

Contoh :

  1. Dalam musyawarah itu menghasilkan lima ketetapan yang harus dipatuhi bersama.
  2. Kegagalan proyek itu karena perancangan yang tidak mantap.
  3. Yaitu tenun ikat yang khas Timor Timur.

     Ketidakbenaran kalimat 1 adalah bahwa kalimat itu tidak menampilkan apa atau siapa yang menghasilakan lima ketetapan yang harus dipatuhi bersama. Bagian itu dalam kalimat 1 dihilangkan sehingga pikiran yang diungkapkan kalimat tersebut menjadi tidak utuh lagi.

     Dalam kalimat 2 kita tidak melihat bagian kalimat yang menyatakan perbuatan apa atau dalam keadaan apa yang dilakukan atau dialami oleh kegagalan proyek itu sehingga dengan hilangnya bagian itu, kalimat menjadi tidak utuh lagi.

     Lebih-lebih lagi, dalam kalimat 3 ada beberapa bagian yang dihilangkan, yaitu bagian yang menyatakan siapa yang berbuat dan jenis perbuatan apa yang dilakukannya yang diterangkan oleh tenun ikat yang khas Timor Timur itu.

     Jika kalimat 1, 2, dan 3 kita betulkan menjadi kalimat yang utuh, kalimat-kalimat itu kita ubah menjadi

  1. Dalam musyawarah itu mereka menghasilkan lima ketetapan yang harus dipatuhi bersama.
  2. Kegagalan proyek itu terjadi karena perancangan yang tidak mantap.
  3. Tenun ikat yang dipakai oleh Raja Los Palos tergolong ke dalam tenun ikat yang khas, yaitu tenun ikat yang khas Timor Timur.

     Kalimat tersebut dapat juga kita betulkan dengan tidak menambahkan bagian lain ke dalam kalimat, tetapi dengan mengubah bentuk menghasilkan menjadi dihasilkan sehingga kalimat itu menjadi

  1. Dalam musyawarah itu dihasilkan lima ketetapan yang harus dipatuhi bersama.
  2. Atau dapat juga dibetulkan dengan cara menghilangkan kata dalam sehingga kalimat menjadi
  3. Musyawarah itu menghasilkan lima ketetapan yang harus dipatuhi bersama.

Pemakaian Bentuk Kata yang Rancu

     Kesalahan kalimat seperti itu dimungkinkan karena penulis (pemakai bahasa) mengacaukan dua macam pengungkapan kalimat atau lebih. Misalnya :

Meskipun negara itu merupakan penghasil kapas nomor satu di dunia, tetapi harga tekstil untuk keperluan rakyatnya sangat tinggi.

     Yang dirancukan dalam kalimat itu adalah:

Meskipun negara itu merupakan penghasil kapas nomor satu di dunia, tetapi harga tekstil untuk keperluan rakyatnya sangat tinggi.

     Dan

Negara itu merupakan penghasil kapas nomor satu di dunia, tetapi harga tekstil untuk keperluan rakyatnya sangat tinggi.

     Jadi, kerancuan yang tampak pada kalimat itu adalah pemakaian sekaligus kata meskipun dan tetapi dalam sebuat kalimat.

Pemakaian Keterangan yang Tidak Lengkap

     Jenis kesalahan seperti ini pada umumnya terdapat dalam penulisan surat resmi (surat dinas dan surat niaga). Misalnya :

Memenuhi permintaan Saudara, bersama ini kami kirimkan sebuah daftar harga terbitan kami.

     Kalimat di atas terasa janggal jika urutan bagian-bagiannya diubah menjadi

Bersama ini kami kirimkan sebuah daftar harga terbitan kami  memenuhi permintaan Saudara.

     Kalimat itu akan terasa lebih lancar jika bagian memenuhi permintaan Saudara itu didahului dengan kata untuk sehingga kalimat itu menjadi

Bersama ini kami kirimkan sebuah daftar harga terbitan kami  untuk memenuhi permintaan Saudara.

     Apabila dikembalikan posisinya ke posisi semula, kalimat itu menjadi

Untuk memenuhi permintaan Saudara, bersama ini kami kirimkan sebuah daftar harga terbitan kami

Urutan Kata yang Menyalahi Aturan Berbahasa Indonesia

     Kesalahan penulisan kalimat juga terjadi karena urutan katanya tidak sesuai dengan kaidah kalimat bahasa Indonesia. Kesalahan seperti itu dapat dilihat pada contoh berikut.

Saya telah umumkan bahwa pada hari ini juga panggung itu kita bangun untuk merayakan hari ulang tahun negara kita yang ke-45.

     Kesalahan urutan kata pada kalimat itu tampak pada bagian saya telah umumkan pada hari ini, dan ulang tahun negara kita yang ke-45. Menurut kaidah penulisan kalimat bahasa Indonesia, urutan kata pada bagian-bagian itu hendaklah diubah menjadi telah saya umumkan, pada hari ini, dan ulang tahun ke-45 negara kita.

     Dengan perubahan urutan kata seperti yang telah dilakukan itu, kalimat berikut ini menjadi kalimat yang benar.

Telah saya umumkan bahwa pada hari ini juga panggung itu kita bangun untuk merayakan hari ulang tahun ke-45 negara kita.

Pemakaian Kata atau Ungkapan Penghubung yang Tidak Tepat

     Yang dimaksud dengan kata atau ungkapan penghubung dalam pembicaraan ini ialalah semua kata atau ungkapan yang dipergunakan oleh penulis (pemakai bahasa) untuk menghubungkan bagian-bagian kalimat atau menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Kata penghubung antarbagian kalimat yang lazim dipakai dalam penulisan kalimat antara lain kata dan, atau, tetapi, ketika, jika, asalkan, agar, supaya, meskipun, sebagai, sebab, karena, dan bahwa.

     Pemakaian kata penghubung antarbagian kalimat dapat dilihat pada contoh berikut.

  1. Bu Siska adalah seorang guru teladan dan anak-anaknya pun pandai-pandai pula.
  2. Fernadez ingin menjadi juara umum di sekolahnya tetapi ia hanya berhasil menjadi juara tiga.
  3. Pa Mario tidak masuk kantor hari ini karena sakit.
  4. Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya berusaha keras untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
  5. Gubernur mengumumkan bahwa kota Mataram, tahun depan akan menjadi kota wisata.
  6. Pembangunan di bidang pariwisata Propinsi Nusa Tenggara Timur terus ditingkatkan agar kehadiran para wisatawan asing terus meningkat.
  7. Di kampung kami dipasang dua puluh sumur pompa ketika musim kemarau sangat panjang.

     Menurut kenyataannya, dalam pemakaian bahasa Indonesia sehari-hari sering ditemukan beberapa kesalahan, yaitu makin kaburnya batas pemakaian penghubung antarbagian kalimat dan penghubung antarkalimat.

Contoh :

  1. Pak Carlos menghadapi persolalan yang berat di kantornya. Tapi ia pun dengan sabar dapat menyelesaikannya.
  2. Kabupaten Los Palos dikenal dengan kain tenun ikatnya. Yaitu tenun ikat khas Timor Timur yang dahulu hanya dipakai raja-raja.


     Kata tapi dan yaitu yang seharusnya berfungsi sebagai penghubung antarbagian kalimat, dipakai juga sebagai penghubung antarkalimat. Bandingkan dengan kalimat di bawah ini.

  1. Pak Carlos menghadapi persoalan yang berat di kantornya, tetapi ia pun dengan sabar dapat menyelesaikannya.
  2. Kabupaten Los Palos dikenal dengan kain tenun ikatnya, yaitu tenun ikat yang khas Timor Timur yang dahulu dipakai oleh raja-raja.

     Ungkapan penghubung yang berfungsi menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain tidak banyak jumlahnya.

     Yang lazim dipakai dalam bahasa Indonesia antara lain (oleh) karena itu, namun, kemudian, setelah itu, bahkan, selain itu, sementara itu, walaupun demikian, sehubungan dengan itu.

     Contoh pemakaiannya dapat dilihat seperti di bawah ini.

1.Pembangunan di bidang pariwisata terus ditngkatkan. Oleh karena itu, kehadiran wisatawan asing di Indonesia setiap tahun terus bertambah.

2.Musim kemarau tahun ini di desa kami sangat lama. Walaupun demikian, berkat pemasangan sumur pompa bahasa kekeringan dapat diatasi.

     Kesalahan pemakaian ungkapan penghubung antarkalimat sama halnya dengan kesalahan pemakaian kata penghubung antar bagian kalimat yaitu pemakaian kedua jenis penghubung itu dikaburkan seperti contoh berikut ini.

  1. Saya tidak sependapat dengan mereka, namun demikian saya tidak akan menentangnya.
  2. Fernadez anak yang tergolong pandai di sekolahnya bahkan ia pernah menjadi juara ketiga.

     Jika ungkapan penghubung antarkalimat digunakan dengan benar, kalimat itu seharusnya ditulis sebagai berikut.


  1. Saya tidak sependapat dengan mereka. Namun, saya tidak akan menentangnya.
  2. Fernandez anak yang tergolong pandai di sekolahnya. Bahkan, ia pernah menjadi juara ketiga.
     Sekian ulasan saya mengenai peengertian kalimat, penulisan kalimat yang tidak utuh, pemakaian bentuk kata yang rancu, pemakaian keterangan yang tidak lengkap, urutan kata yang menyalahi aturan berbahasa indonesia, serta pemakaian kata dan penghubung yang tidak tepat. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar