Lahirnya Pergerakan Nasional Indonesia
Menurut Sartono Kartodirjo, nasionalisme Indonesia merupakan antitesa dari kolonialisme. Maksudnya, lahirnya nasionalisme karena adanya penjajahan oleh Belanda.
Lahirnya pergerakan nasional disebabkan oleh hal-hal berikut:
1.Faktor dari dalam negeri
- Penderitaan rakyat akibat penjajahan yang memeras kekayaan rakyat.
- Adanya perbedaan taraf hidup antara penjajah dan terjajah.
- Adanya perasaan senasib akibat penjajahan sehingga bersama-sama merdeka.
- Pengaruh kejayaan masa lalu (zaman Sriwijaya – Majapahit).
- Adanya sikap anti-Eropanisasi.
- Adanya kaum cerdik pandai (golongan terpelajar) yang memelopori gerakan anti penjajahan.
2.Faktor dari luar negeri
- Pengaruh kemenangan Jepang atas Rusia yang membangkitkan keyakinan bahwa bangsa Asia mampu mengalahkan bangsa Eropa.
- Pengaruh gerakan-gerakan nasional dari negara Asia lainnya, misalnya, India, Cina, dan Filipina serta Afrika, yakni Gerakan Mesir Merdeka.
1.Pengaruh pendidikan
Adanya Trilogi Van Deventer, khususnya dalam bidang edukasi, ternyata membawa pengaruh lahirnya sekolah bagi rakyat Indonesia. Walaupun pada kenyataannya, sekolah diperuntukkan anak-anak Barat namun rakyat pribumi juga mendapatkan bagian dari usaha pendidikan tersebut.
Bagi anak-anak pribumi, sekolah diselenggarakan untuk mencapai lulusan rendah dan diangkat menjadi pegawai rendahan. Namun dalam perkembangannya, sekolah mampu melahirkan kaum cerdik pandai yang pada saatnya akan melahirkan kaum pelopor pergerakan nasional, seperti Dr. Wahidin Sudirohusodo. Pendidikan juga mengubah masa depan bangsa sebagai modernisasi yang mampu mempercepat tumbuhnya nasionalisme bangsa Indonesia.
Hal ini terbukti dengan adanya hal-hal berikut:
- Tumbuhnya organisasi modern sejak tahun 1908 ditandai lahirnya Budi Utomo.
- Tumbuhnya golongan terpelajar Indonesia yang dapat melihat tajam akibat penjajahan.
- Tumbuhnya kesadaran kebangsaan melalui momentum 1908 dan 1920 yang puncaknya 17 Agustus 1945.
- Adanya perubahan taktik dalam mengusir penjajahan tidak menggunakan kekerasan senjata, tetapi berdiplomasi melalui organisasi modern.
2.Diskriminasi
Perbedaan perlakuan yang dijalankan oleh penjajah terhadap rakyat membuat status sosial rakyat semakin terpuruk. Rakyat pribumi ditempatkan pada golongan terbawah, sedangkan bangsa Belanda menempatkan dirinya pada golongan teratas.
Penggolongan ini berkaitan dengan hak yang dimilikinya. Sadar akan perlakuan semacam ini, para pemuda belajar ke luar negeri dan mengenyam pengaruh ide-ide Barat. Mereka bangkit melawan ketidakadilan penjajah sehingga lahirlah gerakan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Pembagian kelas masyarakat
- Golongan Eropa menempati lapisan teratas.
- Golongan Timur Asing (Arab, Cina, Jepang) menempati lapisan menengah.
- Golongan pribumi menempati lapisan terbawah.
3.Pengaruh paham baru
Paham baru yang berkembang di Eropa seperti nasionalisme, demokrasi, dan liberalisme juga masuk ke negara jajahannya di Asia-Afrika. Pengaruh dari paham baru inilah yang membuka pola pikir rakyat untuk menggunakan kemampuannya melawan ketidakadilan dan perampasan hak atas bangsa sehingga ada kebangkitan melawan penindasan penjajah untuk mewujudkan hidup yang merdeka. Selain itu, munculnya kaum cerdik pandai juga mendorong lahirnya organisasi modern di Indonesia untuk melawan penjajah.
Sekian ulasan saya mengenai pergerakan nasional Indonesia mulai dari pengaruh pendidikan, diskriminasi dan pengaruh paham baru. Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar