Bensin
Pengertian Bensin
Bensin merupakan fraksi terpenting dari minyak bumi, dan digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor. Sekitar 10% produk distilasi minyak mentah adalah fraksi bensin dengan rantai tidak bercabang.
Dalam mesin bertekanan tinggi, pembakaran bensin rantai lurus tidak merata dan menimbulkan gelombang kejut yang menyebabkan terjadi ketukan pada mesin. Jika ketukan ini dibiarkan dapat mengakibatkan mesin cepat panas dan mudah rusak.
Ukuran pemerataan pembakaran bensin agar tidak terjadi ketukan digunakan istilah bilangan oktan. Bilangan oktan adalah bilangan perbandingan antara nilai ketukan bensin terhadap nilai ketukan dari campuran hidrokarbon standar.
Bilangan Oktan Pada Bensin
Campuran hidrokarbon yang dipakai sebagai standar bilangan oktan adalah n-heptana dan 2,2,4-trimetilpentana (isooktana). Bilangan oktan untuk campuran 87% isooktana dan 13% n-heptana ditetapkan sebesar 87 satuan.
Terdapat tiga metode pengukuran bilangan oktan, yaitu:
- pengukuran pada kecepatan dan suhu tinggi, hasilnya dinyatakan sebagai bilangan oktan mesin;
- pengukuran pada kecepatan sedang, hasilnya dinamakan bilangan oktan penelitian;
- pengukuran hidrokarbon murni, dinamakan bilangan oktan road index.
Makin tinggi nilai bilangan oktan, daya tahan terhadap ketukan makin kuat (tidak terjadi ketukan). Ini dimiliki oleh 2,2,4-trimetilpentana (isooktana), sedangkan n-heptana memiliki ketukan tertinggi. Oleh karena 2,2,4-trimetilpentana memiliki bilangan oktan tertinggi (100) dan n-heptana terendah (0) maka campuran kedua senyawa tersebut dijadikan standar untuk mengukur bilangan oktan.
Untuk memperoleh bilangan oktan tertinggi, selain berdasarkan komposisi campuran yang dioptimalkan juga ditambah zat aditif, seperti tetraetillead (TEL) atau Pb(C2H5)4. Penambahan 6 mL TEL ke dalam satu galon bensin dapat meningkatkan bilangan oktan 15–20 satuan. Bensin yang telah ditambah TEL dengan bilangan oktan 80 disebut bensin premium.
Metode lain untuk meningkatkan bilangan oktan adalah termal reforming. Teknik ini dipakai untuk mengubah alkana rantai lurus menjadi alkana bercabang dan sikloalkana. Teknik ini dilakukan pada suhu tinggi (500–600°C) dan tekanan tinggi (25–50 atm).
Dampak Pemakaian Bensin
Selain bermanfaat sebagai bahan bakar, bensin juga memiliki dampak negatif pada lingkungan jika produk samping yang dihasilkan melebihi ambang batas tertentu. Jadi, sobat Materi Kimia SMA harus bijaksana dalam mengkonsumsi bahan bakar bensin ini.
1.Dampak Penggunaan TEL pada Bensin
Proses penambahan TEL pada bensin premium dapat menimbulkan pencemaran yang diakibatkan oleh Pb di udara, air, maupun tanah. Bila termakan oleh kita akan menyebabkan terganggunya pembentukan sel darah merah, merusak otak, dan menghalangi proses metabolisme. Sekarang penggunaan TEL sebagai zat aditif pada bensin tidak diperbolehkan lagi dan digantikan oleh senyawa lain yang lebih ramah lingkungan yaitu MTBE (Methyl Tertiary Buthyl Ether). Contoh bensin yang menggunakan MTBE adalah petramax dan petramax plus.
2.Dampak Pembakaran Tidak Sempurna pada Bensin
Bensin yang dibakar dalam mesin kendaraan bermotor akan menghasilkan gas CO2 dan H2O. Bila pembakaran tidak sempurna maka akan dihasilkan jelaga dan gas CO. Gas CO ini tidak berwarna dan tidak berbau, tetapi sangat berbahaya bagi manusia karena gas CO mempunyai daya ikat yang lebih kuat terhadap haemoglobin daripada oksigen. Akibat dari pembentukan COHb maka sistem pengangkutan oksigen dalam darah ke seluruh tubuh akan terganggu sehingga tubuh akan kekurangan oksigen. Hal ini dapat dilihat dengan timbulnya gejala-gejala seperti sesak napas, permukaan kulit tampak membiru, dan bila melebihi kadar 5% dapat mengganggu jantung, serta menyebabkan kematian.
Untuk mengurangi terjadinya pencemaran lingkungan maka mutu bahan bakar perlu diperbaiki dengan memberikan zat aditif yang ramah lingkungan serta emisi gas buang dalam kendaraan perlu disempurnakan.
Sekian ulasan saya mengenai pengertian bensin, bilangan oktan pada bensin serta dampak pemakaian bensin. Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar