Selasa, 07 April 2015

Seni Patung

Seni Patung


Pengertian Seni Patung

     Karya patung modern saat ini mulai berkembang pesat seiring dengan kebutuhan dalam mengarungi perubahan gaya hidup di lingkungan kita. Menurut ensiklopedia  indonesia ( 1990 : 215 ) seni patung sculpture  berarti seni pahat  atau bentuk badan  yang padat  yang diwujudkan dalam  tiga dimensional yang ciptaanya bisa  berupa gambar-gambar  timbul (relief)  atau patung yang  di buat dari media kayu maupun logam. Berikut ini disampaikan beberapa ahli seni rupa yang mendefinisikan seni patung. Menurut Mikke Susanto (2011: 296) seni patung adalah sebuah tipe karya tiga dimensi yang bentuknya dibuat dengan metode subtraktif (mengurangi bahan seperti memotong, menatah) atau aditif (membuat model lebih dulu seperti mengecor dan mencetak). Sedangkan menurut Soenarso dan Soeroto dalam bukunya ( 1996: 6) Seni Patung adalah semua karya dalam bentuk meruang. Menurut Kamus Besar Indonesia adalah benda tiruan, bentuk manusia dan hewan yang cara pembuatannya dengan dipahat. Selanjutnya  B.S Myers (1958: 131-132) mendefinisikan Seni patung adalah karya tiga dimensi yang tidak terikat pada latar belakang apa pun atau bidang manapun pada suatu bangunan. Karya ini diamati dengan cara mengelilinginya, sehingga harus nampak mempesona atau terasa mempunyai makna pada semua seginya. Selain itu Mayer (1969: 351) menambahkan bahwa seni patung berdiri sendiri dan memang benar-benar berbentuk tiga dimensi sehingga dari segi manapun kita melihatnya, kita akan dihadapkan kepada bentuk yang bermakna. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa karya seni memiliki media yang sangat luas. Segala hal mampu menjadi aspek pendukung dalam terciptanya karya seni, yang perwujudan salah satunya adalah karya seni patung. Cabang seni rupa tiga dimensi ini merupakan perwujudan ekspresi dan kreasi manusia. 

Tema dalam Seni Patung

     Menurut Liang Gie (1976) Tema merupakan ide pokok yang dipersoalkan dalam karya seni. Ide pokok suatu karya seni dapat dipahami atau dikenal melalui pemilihan subject matter (pokok soal) dan judul karya. Pokok soal dapat berhubungan dengan nilai estetis atau nilai kehidupan. Tema yang biasa digunakan dalam karya patung merupakan penggambaran hasil dari hubungan manusia dengan objek sekitarnya, diantaranya: 

1.Manusia dan Dirinya Sendiri 

     Seni rupa sebagai media ekspresi diri, sering dijadikan sarana pengungkapan gagasan. Dirinya sendiri dapat juga dijadikan objek perwujudan citarasa keindahan.  

2.Hubungan Manusia dengan Manusia yang lainnya 

     Manusia sebagai mahluk sosial senantiasa berhubungan dengan sesamanya. Manusia dalam mengekspresikan citarasa keindahan sering menjadikan orang-orang di sekitarnya sebagai objek patung. 

3.Hubungan Manusia dengan Alam sekitarnya 

     Alam yang ada di sekitar manusia dapat juga dijadikan objek karya seni patung. Karya seni rupa yang bertemakan alam sekitar dapat juga digunakan untuk mengekspresikan betapa besar kuasa Tuhan.Manusia dengan kegiatannya Manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu melakukan aktifitas atau kegiatan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan ini dapat dijadikan ide dalam membuat patung. Manusia dengan alam benda Alam benda yang dapat dijadikan objek karya seni rupa ada bermacam-macam. Benda disekitar kita bentuknya beraneka ragam, seperti bentuk kubistis, silindris, 
atau bentuk bebas. 

4.Hubungan Manusia dengan alam khayal 

     Di alam pikiran manusia sering muncul gagasan-gagasan, imajinasi, atau khayalan-khayalan. Untuk mewujudkan khayalan-khayalan, manusia mengekspresikannya melalui karya seni rupa. Sehingga, kita sering melihat karya seni rupa yang menampilkan alam yang tidak pernah kita jumpai.

Bentuk-Bentuk Patung

     Kata bentuk dalam seni rupa diartikan sebagai wujud yang terdapat di alam 
dan yang tampak nyata.  Sebagai unsur seni, bentuk hadir sebagai manifestasi fisik 
dari obyek yang dijiwai yang disebut juga sebagai sosok (dalam bahasa Inggris 
disebut form). Misalnya membuat bentuk manusia, binatang dsb.Ada juga bentuk 
yang hadir karena tidak dijiwai atau secara kebetulan (dalam bahasa Inggris disebut 
shape) yang dipakai juga dengan kata wujud atau raga. 
     Di Indonesia pada masa lampau sudah dikenal patung primitif seperti yang 
terdapat di Irian Jaya (Asmad) dan Sulawesi Selatan (Toraja). Menurut pendapat 
Musoiful Faqih M (2004:59) pada masa Hindu-Budha patung klasik terutama 
berkembang di Jawa dan Bali. Karya patung primitif dan klasik secara tradisional 
berlangsung turun temurun hingga sekarang. Selanjutnya primitif dan klasik disebut 
corak tradisional sedangkan patung di luar primitif dan klasik disebut patung yang 
bercorak modern. Dilihat dari perwujudannya, ragam seni patung modern dapat 
dibedakan menjadi tiga: 

1.Corak Imitatif (Realis/ Representatif) 

     Corak ini merupakan tiruan dari bentuk alam (manusia, binatang dan tumbuhan). Perwujudannya berdasarkan fisio plastis atau bentuk fisik baik anatomi proporsi, maupun gerak. Patung corak realis tampak pada karya Hendro, Trubus, saptoto dan Edy Sunarso.

2.Corak Deformatif  

     Patung corak ini bentuknya telah banyak berubah dari tiruan alam. Bentuk-bentuk alam digubah menurut gagasan imajinasi pematung. Pengubahan dan bentuk alam digubah menjadi bentuk baru yang keluar dari bentuk aslinya. Karya ini tampak pada karya But Mochtar G Sidhartha. 

3.Corak Nonfiguratif (Abstrak)

     Patung ini secara umum sudah meninggalkan bentuk-bentuk alam untuk perwujudannya bersifat abstrak. Karya ini tampak pada karya Rita Widagdo yang tidak pernah sedikitpun menampilkan bentuk yang umum dikenal seperti bentuk-bentuk yang ada di alam. Ia mengolah elemen-elemen rupa tri-matra seperti; garis, bidang, ruang, dan memperlakukan unsur-unsur rupa tersebut sebagaimana adanya – tidak mewakili konsep atau pengertian tertentu. 

Teknik dalam Seni Patung 

     Menurut Humar Sahman (1993) Teknik adalah segala macam cara atau ketrampilan yang digunakan dalam mengolah segala unsur bahan menggunakan peralatan menjadi sebuah karya seni rupa yang menarik. Ada beberapa macam cara untuk membuat patung diantaranya: 

=> Assembling (merakit) 

     Membuat sebuah komposisi dari bermacam-macam material seperti found objec, kertas, kayu dan tekstil. 

=> Curving (memahat)

     Memahat adalah sebuah teknik substraktif, artinya mengurangi material sampai memperoleh bentuk akhir patung. Material yang digunakan dalam metode ini adalah: batu-batuan, kayu, cor semen, dan material kersa lainnya. Alat-alat yang digunakan:Untuk global: kampak, golok, gergaji, chain saw (gergaji mesin), dan lain-lain.Untuk detail: pahat (kayu dan batu), kikir, pasah, dan lain-lain.Untuk finishing: amplas, slab, furnishing, cat, dan lain 

=> Modelling

     Adalah proses additive (menambah), dimana material dibangun menuju ke bentuk akhir patung. material ini harus lentur, seperti tanah liat, lilin, plaster, dan pematung
 menggunakan tangannya untuk membentuk. Pada perkembangannya bisa dibantu alat seperti butsir. 

     Sekian ulasan saya meengenai pengertian seni patung, tema dalam seni patung, bentuk-bentuk patung serta tekhnik dalam seni patung. Semoga bermanfaat.

2 komentar:

  1. apakah saya boleh tahu ini sumber bukunya darimana?
    akan sangat membantu saya
    terima kasih banyak

    BalasHapus